Hari ini,
lambang save street jogja |
Kegiatanku dikampus tak begitu padat,bahkan
bisa dibilang aku masih bisa pulang lebih awal dan beristirahat sejenak. Hari ini
ada jadwalku untuk mengunjungi anak-anak pemulung di KP Pemulung Tegal Mojo
Yogyakarta. Aku mengikuti sebuah komunitas pemberdayaan anak jalanan bernama “Save
Street Child”. Aku mulai tertarik dan mengikutinya ketika aku baru saja duduk
di bangku perkuliahan. Saat itu,Gina..salah satu teman sekelompok ospek
fakultasku menawarkan untuk bergabung dengan komunitas tersebut.
Ini yang namanya gina :) |
Ketika pertama aku datang ke
wilayah tersebut,rasanya ada sesuatu yang menggetarkan hatiku. Mereka hidup
dengan mengais sampah dan mengumpulkannya di tempat tinggal mereka yang bisa
dibilang tidak layak huni. Mataku tertuju pada seorang anak kecil yang sedang
berkutat dengan sampah-sampah itu. “Tidak takut anaknya sakitkah orang tua
mereka itu?” Pikirku dalam hati. Balita-balita dan anak-anak itu hidup di
lingkungan yang kumuh,tidak sakitkah mereka? Tumpukkan sampah itu tentu banyak
sekali kumannya. Tapi mengapa mereka begitu riang dan tanpa ragu bermain di
sekelilingnya?
Ini dia foto adik-adik di Tegal Mojo |
Nasib mereka sangat
memprihatinkan,mereka tak bisa mendapatkan pendidikan dan fasilitas kesehatan
yang layak. Ya Allah..sungguh beruntungnya aku.. aku hidup di lingkungan yang
layak,dengan orang-orang yang menyayangi dan mendidikku dengan kasihnya. Tetapi
mereka? Bahkan orang tua mereka tak tahu sejauh mana mereka berkembang. Aku
punya kesempatan untuk merasakan pendidikan yang layak,dengan fasilitas yang
memadai. Tetapi mereka?bahkan hampir sebagian besar waktu mereka digunakan
untuk mengais rezeki dari tumpukan sampah itu tanpa adanya kesempatan untuk
mendapat pendidikan moral dan material yang lebih layak.
Aku yang sudah sebesar ini saja
masih meminta uang kepada orang tuaku,segala biaya dan kebutuhanku terpenuhi
oleh mereka. Tetapi anak-anak itu? Masih sekecil itu mereka sudah harus mencari
uang untuk menopang keberlanjutan hidupnya. Allah Yaa Rabb..adilkah kehidupan
ini untuk mereka??
Ini yoshua dan rahmah yang biasanya ngamen di lampu merah kehutanan UGM |
Melihatnya saja aku sudah merasa
sedih dan tertekan. Apalagi mereka yang menjalaninya? Sungguh kuat dan tegar
anak-anak itu. Semungil itu sudah harus merasakan kerasnya hidup.
Aku ingin menangis,sangat ingin..tapi ada sebuah kekuatan yang membuatku tak
menangis..senyum mereka,ya..senyum mereka..dengan keadaan yang seperti itu saja
mereka masih bisa tersenyum,masih bisa tertawa riang..
Aku malu,sangat malu kepada
mereka..aku jauh lebih beruntung dari mereka. Tetapi apa yang telah aku
lakukan?aku lebih sering mengeluh,aku lebih sering kurang bersyukur dengan apa
yang aku miliki saat ini. Padahal sesungguhnya aku sudahlah sangat beruntung
dibandingkan dengan mereka. Mohon ampunkan khilaf dan kufurku Ya Rabb..
baru tau gw bel kalo lw ikut2an yang beginian...
BalasHapustapi ya semoga semua doa dan usaha kita bisa membantu mereka ya..