Minggu, 05 Februari 2012

Kisah Wanita Hebat


Sore itu,kegiatanku di kampus barulah selesai. Lelah mendera seluruh tubuh dan otakku,perutku pun terasa sangat lapar. “Ya Allah..aku lupa belum makan apapun dari pagi tadi..”Ucapku dalam hati. Diperjalanan menuju kost,aku mampir sebentar di warung makan. Alhamdulillah cukup kenyang perutku. Tiba-tiba handphone ku berbunyi,salah satu rekan di kampusku meminta bertemu denganku jam empat tigapuluh nanti. Kulihat jam tanganku,waktu menunjukkan pukul empat. “Wahh..waktunya nggak cukup nih kalau pulang ke kosan dulu..”Pikirku. Segera ku cari masjid terdekat dengan warung makan tersebut untuk menunaikan solat ashar. Aku mampir di sebuah mushola kecil dan dengan fasilitas seadanya. Tidak terlihat seorang pun didalamnya. Aku melangkahkan kakiku dan mempersiapkan diriku serapih mungkin untuk bertemu sang Khalik.
Saat aku berdiri raka’at kedua,seseorang menepuk pundaku tanda ia akan menjadi ma’mum. Selesai sholat,kulihat seorang wanita sangat cantik dan anggun duduk di sebelahku. Wajahnya cantik dan meneduhkan,ia memakai sebuah gamis berwarna ungu tua dengan jilbab yang menutupi dada dan punggungnya. Ia tersenyum ramah kepadaku,dan akupun membalas senyumnya.
Karena aku harus segera kembali ke kampus,aku tak sempat mengobrol dan berkenalan jauh dengannya. Segera aku berpamitan pergi dari mushola kecil itu. Pertemuan itu pun terasa tanpa makna.
Selang beberapa hari kemudian,ketika aku sedang mengunjungi salah satu pameran buku islami yang di gelar di kota ini aku kembali bertemu dengannya.“Hai..kamu yang di mushola kemarin itu kan ?” Sapanya ramah sembari tersenyum.
“Iya mba..apa kabar?”
“Alhamdulillah baik..kamu gimana?”Ucapnya sambil memegang pundakku.
“Alhamdulillah baik juga mba.. beli buku ya mba?”Tanya ku padanya yang terlihat membawa buku-buku di tangannya.
“Iya..ini buat bacaan anak saya..”Ucapnya tanpa ragu dengan lagi-lagi menyunggingkan senyumnya.
“Kamu cari buku juga Bel?”Tanya wanita muda dan cantik itu. Tak terlihat bahwa ia empat tahun lebih tua dariku.
“Iya mba..tapi buku yang ku cari engga ada..hehehe”Ucapku sambil tersenyum.
“Memang buku apa yang kamu cari?”
“Khadijah mba..udah lama aku pengin baca tapi belum nemu-nemu juga..”Ucapku nyengir.
“Oh itu..kalau tidak salah mba punya..kalau kamu mau baca saja punya mba..”Ucapnya sambil agak berpikir dan kemudian ia tersenyum.
“Wah..bener mba?”Tanyaku antusias. Dan ia hanya mengangguk sambil tersenyum bahagia.
“Biasanya kalau ashar mba sholat di mushola itu,tempat kerja mba di dekat situ..habis dari kantor mau langsung pulang takut nggak keburu asharnya..”Ucapnya lembut.
“Iya mba..hehehe..”Aku tersenyum. Obrolan kami terhenti ketika seorang gadis mungil yang manis datang dan memanggil ibu kepadanya dengan seorang lelaki tegap dan tampan menggandeng tangannya. “Halo sayang..”Ucap wanita cantik itu sembari menggendong dan mencium putri kecilnya. “Ini ada tante..Zahwa beri salam nak..”Ucapnya pada anak kecil itu. Aku hanya tersenyum. “Acalamualaikum tante..”Ucapnya lucu sembari mencium tanganku.
“Wa’alaikum salam Zahwa..wahh cantik sekali yaa pakai kerudungnya..”Sapa ku sambil memegang pipinya.
“Ini anakku Bel..Zahwa..nah kalau ini suamiku, “Ucap wanita itu kepadaku. Lelaki gagah dan berkaca mata itu tersenyum sambil mengangguk. Aku membalas senyumnya. Tak lama kemudian mereka berpamitan untuk pergi. Melihat kehidupannya,aku merasa kagum..dan sangat kagum. Mereka terlihat benar-benar sangat bahagia. MasyaAllah..sungguh indah pemandangan yang Kau tunjukkan kepadaku Mu Ya Rabb..

Beberapa kali dalam seminggu aku sering bertemu dengannya baik di sengaja maupun tidak di mushola kecil itu. Kami saling bernagi cerita atau hanya sekedar mengobrol sebentar. Aku sangat mengaguminya. Ia adalah sosok luar biasa yang pernah ku temui. Ia cantik,muda,shalihah,lembut dan berprestasi. Sungguh sangat beruntung seseorang yang menikahinya.
Pada suatu siang,aku duduk termenung di mushola itu. Hari ini hari sabtu,biasanya wanita muda yang sering sholat ashar denganku itu tak datang pada hari sabtu. Ia libur bekerja,sama halnya dengan aku. Kuliahku libur hari ini,hanya saja aku ingin menenangkan pikiran disini. Dadaku terasa begitu sesak,air mata ku tak terasa terus mengalir. Aku terhanyut dalam suasana,dan semakin menangis. Seseorang tiba-tiba memegang pundakku dan mengucapkan salam. Wanita cantik yang tak asing lagi bagiku itu kini berdiri di hadapanku. Ia hanya tersenyuim dan kemudian menunaikan sholat dhuhur disana. Aku hanya terdiam,mengusap air mataku dan membiarkannya.
“Mengadulah kepada Allah adikku..”Ucapnya perlahan seusai sholat. Aku hanya tertunduk dan mengusap air mataku.

“Kadang..cobaan memang membuat kita sangat berduka,larut dalam keadaan dan tangis..wajarlah jika kau menangis..tapi tujukanlah tangisanmu untuk memohon pada Allah..”Ucapnya pelan. Lagi-lagi aku hanya mengusap air mataku dan tersenyum kepadanya.

“Maukah Allah mengampuni kesalahan hambanya berapapun besarnya itu ?” Tanyaku sembari menatapnya.
“Allah Maha Pengampun..Ia akan memaafkan kesalahan hamba-hambanya..”
“Berapapun besarnya itu?”
“Iya..berapapun..”Ucapnya yakin. “Asalkan hamba tersebut mau memohon ampunan yang tulus kepada Nya..”Lanjutnya sembari  tersenyum ramah menatapku. Semenjak sore itu aku semakin mengaguminya. Aku ingin menjadi wanita lembut dan shalihah seperti ia. Sosok yang bisa memberi keyakinan dan mampu menguatkan sesama. Ia adalah wanita sempurna yang hebat.
“Sebenarnya ada sesuatu yang mau mba ceritakan kepadamu,tapi sebelumnya mba ingin mengatakan bahwa mba sangat kagum kepadamu..jarang mba temui gadis seusia mu yang sebaik kau..”Ucapnya di suatu sore sambil tersenyum.
“Ahh mba bisa aja..sebenarnya aku juga kagum sama mba,mba begitu cantik..lembut,dan yang pasti sangat shalihah..”Ucapku. Dan wanita itu hanya tersenyum.
“Aku menjadi seperti ini bukan tanpa proses adikku..”
“Maksudnya?
“Banyak sekali jalan terjal yang telah ku lalui,perlakuan menyakitkan,cemoohan,bahkan aku tak diakui di keluargaku sendiri..”Ucapnya dengan tersenyum kecut. Aku terperanjat kaget dan menatapnya heran.
“Tak usah heran begitu..sebenarnya aku tidaklah lebih baik dari kau..”Ucapnya sambil tersenyum.
“Aku nggak ngerti maksud mba..”Ucapku.
“Dulu aku ketika seusiamu tak berjilbab..”Ucapnya sembari menarik nafas dan memulai cerita. Aku mendengarkannya dengan seksama.
“Aku seperti remaja-remaja lain sedang tumbuh dalam proses pencarian jati diri..seperti kau dan yang lainnya,akupun mulai menyukai laki-laki..saat itu aku tak berjilbab,kata orang-orang aku cantik..”Ucapnya sambil tersenyum. Dan akupun ikut tersenyum.
“Aku menjadi seorang model saat itu..sampai-sampai aku mengabaikan kuliahku..singkatnya,aku jatuh hati kepada seorang fotografer tampan tempatku bekerja..ia pun juga jatuh hati kepadaku..”
Suamimu saat ini mba?”Tanyaku.
“Bukan..”Jawabnya sambil tersenyum. “Kami berpacaran layaknya muda-mudi pada umumnya,ia terlihat sangat menyayangiku..ia selalu mengantarku kemanapun aku pergi,jalan..nonton..kamipun tak jarang berangan-angan tentang sebuah pernikahan. Umurnya empat tahun lebih tua dariku,dan pada suatu ketika ia mengajakku ke sebuah club malam..”Ucapnya pilu. Aku yang tadinya tak melihat kearahnya kini langsung menatap ke wajahnya. Dan lagi-lagi ia hanya tersenyum.
“Aku dan ia sama-sama tak sadarkan diri,entahlah apa yang terjadi malam itu..yang jelas ketika aku membuka mata,ia sedang tertidur pulas di sampingku di kamar kos nya..”Air mata mulai terlihat di pelupuk matanya. Aku hanya diam menyembunyikan kekagetanku yang luar biasa.
“Saat sadarkan diri,kami sangat syok..ia begitu terlihat sangat frustasi..aku hanya bisa menangis saat itu..aku sangat panik dan sedih,maklum..saat itu aku barulah duduk di semester pertama..sedangkan ia sudah semester akhir namun belum dinyatakan lulus..”
“Lantas,apa yang terjadi setelah itu mba?”Tanyaku pelan.
“Aku hamil..ia sangat panik..kami berdua sangat bingung..ia adalah anak tunggal dan berasal dari keluarga yang terpandang..berbeda dengan aku,aku adalah satu-satunya harapan dan tumpuan ayah dan ibuku..aku bisa kuliah di situ tak lain karena beasiswa..”Ucapnya tertatih sembari mengusap air matanya yang tak terbendung.
“Lalu..??”Tanyaku.
“Aku sangat bingung..sangat sangatlah bingung..bila aku mengatakannya kepada orang tuaku,tentu aku akan sangat melukai hati mereka..dan aku lebih memilih mati bila harus melihat mereka terlukai hatinya.. begitupun dengannya,ia tak ingin keluarganya tahu..”Wanita itu kembali menangis.
“Aku hanya bisa berpasrah dan bertaubat..aku bertekad untuk membesarkan anakku apapun yang terjadi,tapi tidak dengannya..ia menyuruhku membunuh janin di kandunganku..tentu aku menolaknya,aku tak ingin menambah dosa-dosaku..”
“Ia tetap memaksamu menggugurkannya walaupun kau tak mau mba?”Tanyaku.
“Iya..ia tetap memaksaku,ia menyuruhku makan makanan yang berbahaya untuk janinku..aku tak ada pilihan..akupun memakannya..tapi demi Allah..aku tak pernah ingin melenyapkannya..”Ia kembali terisak. Aku hanya bisa mengelus pundaknya.
“Hingga akhirnya pada suatu malam aku mengalami pendarahan,sakit sekali rasanya..darah juga keluar dari rahimku,aku memberitahukan padanya..ia tampak begitu cemas dan panik..untung saja hanya malam itu saja pendarahannya..keesokan paginya aku sudah bisa bangun kembali..”
“Kau keguguran?”Tanyaku kaget. Dan ia menggelengkan tangan sambil tersenyum. “Lalu?”Tanyaku bingung.
“Beberapa hari setelah itu ia menyuruhku mengetes kandunganku dengan test pack yang ia belikan. Dan ternyata hasilnya masih positif..karena aku takut ia akan menyuruhku menggugurkannya lagi,aku mengatakan bahwa sekarang hasilnya negatif..”Ucapnya. Aku langsung terperanjat kaget dan menatap kearahnya. “Jadi ia tak tahu kalau kau masih hamil mba?”tanyaku. Ia hanya mengangguk.
“Aku hanya tak ingin menambah dosaku..lebih baik aku menanggung sakit di dunia daripada di akhirat nanti..”Ucapnya.
“Lalu bagaimana mungkin kau menghadapinya seorang diri?”Tanyaku yang sedari tadi masih bingung.
“Aku mengatakan hal tersebut pada kedua orang tua ku dengan tetap merahasiakan nama laki-laki itu..”
“Bagaimana reaksi mereka?”
“Mereka sangat marah dan sangat tersakiti..demi Allah dik..saat itu rasanya aku lebih baik mati daripada aku harus melihat raut kekecewaan yang mendalam di wajah mereka..”Wanita itu makin terisak.  Sesuatu serasa menyentuh hatiku,membuat dadaku sesak dan air mataku tak kuasa terbendung. Aku seperti turut merasakan apa yang wanita ini rasakan saat itu.
“Setelah itu aku mengambil cuti kuliah,untungnya perguruan tinggi tempatku menuntut ilmu mengijinkan aku untuk cuti..aku pergi ke sebuah desa yang jauh agar kedua orang tua ku tidaklah semakin tersakiti..mereka tidak harus ikut menanggung malu,mendengar hinaan dan cercaan yang menyakitkan..disana aku bekerja sebagai buruh cuci awalnya,untuk penyambung hidupku..cercaan dan hinaan kerap kali di lontarkan kepadaku,tetapi aku hanya bisa diam dan pasrah..hingga kemudian aku menajadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga terkemuka di desa itu. Sebuah keluarga yang sangat baik dan ramah..sungguh sebuah pertolongan luar biasa dari Allah untukku..mereka menjamin kehidupanku..tugasku adalah menjaga dan melayani seorang ibu yang lumpuh..aku merawat dan menyayangi ia seperti ibuku sendiri..rasa rindu kerap kali muncul saat aku teringat pada orang tuaku,tetapi aku selalu melenyapkannya..” Ia tersenyum seakan sedang mengenang sebuah pengalaman yang sangat indah.
“Di keluarga itulah aku mulai belajar agama dan mulai menutup sedikit demi sedikit auratku..mereka sangat baik kepadaku,hingga suatu saat ketika putra ketiga mereka kembali ke rumah setelah melanjutkan studi di luar negeri kehidupanku menjadi berubah..keluarga itu mengusirku karena putra ketiga mereka tersebut jatuh hati kepadaku. Padahal saat itu usia kandunganku menginjak tujuh bulan. Aku di paksa keluar dari rumah itu..”
“Lalu?kau meninggalkan rumah itu?”Tanyaku. Perempuan itu hanya mengangguk.
“Aku tinggal di sebuah losmen kecil dengan sedikit uang sisa gajiku kemarin,kemudian aku bekerja sebagai tukang foto copy..anak ketiga dari keluarga itu masih saja mengejarku,bahkan tak jarang ia mengantarkanku kerumah sakit untuk memeriksa kandunganku..ia adalah lulusan arsitektur dari perguruan tinggi di Australia..ia tampan,ramah,dan sangat baik..”Ucapnya sambil tersenyum.
Hingga pada suatu hari laki-laki itu nekat melamarku,saat itu usia kandunganku manginjak delapan bulan. Bahkan ia sampai rela meninggalkan rumahnya demi menikahiku. Aku kembali kerumahku dan meminta restu ayah dan ibuku,suatu hal yang sangat luar biasa..mereka memaafkanku..demi Allah..sungguh nikmat yang tak terhingga bagiku. Setelah menikah kami tinggal di sebuah rumah kecil..dan suamiku memulai karirnya yang baru sebagai seorang arsitek..ia adalah sosok suami yang hebat,yang selalu melindungi dan menyayangiku..”
“MasyaAllah..sungguh luar biasa,Allah telah mengirimkan pertolongan Nya untukmu..”Ucapku sambil mengusap air mataku.
“Iya..sungguh luar biasa kuasa Nya..tidak hanya itu,beberapa hari setelah anakku lahir..keluarga suamiku berkunjung ke rumah kami..mereka meminta kami kembali kerumahnya dan menganggap anakku sebagai cucu nya..aku menangis haru saat itu..dan setelah itu aku sangat yakin bahwa pertolongan Allah sangat dekat dengan hambanya yang sabar dan mau meminta..”Wanita itu menatapku dengan senyumannya. Aku turut tersenyum dan menangis haru.
"Tapi Allah ternyata masih neguji kesabaranku,putraku meninggal saat usianya baru tiga bulan..rasanya aku seperti kehilangan separuh dari gairah hidupku..aku terpuruk saat itu..tapi untungnya aku memiliki suami dan keluarga yang selalu menyayangi dan mendampingiku.."Wanita itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
“Lalu bagaimana dengan kabar mantan pacarmu dulu?”Tanyaku.
“Entahlah..bagiku ia adalah masa lalu,aku hanya menjadikannya sebagai pelajaran hidup..tanpanya,aku tak akan mendapat hidayah Allah..”Lagi-lagi wanita itu hanya tersenyum.
mendengar cerita hidupnya,aku jadi semakin kagum padanya. Ia tak hanya anggun dan cantik,tetapi ia sangatlah kuat dan tegar. Aku hanya bisa mendoakannya agar ia selalu di beri kemudahan hidup. J

1 komentar: