Sore itu,kegiatanku di kampus
barulah selesai. Lelah mendera seluruh tubuh dan otakku,perutku pun terasa
sangat lapar. “Ya Allah..aku lupa belum makan apapun dari pagi tadi..”Ucapku
dalam hati. Diperjalanan menuju kost,aku mampir sebentar di warung makan.
Alhamdulillah cukup kenyang perutku. Tiba-tiba handphone ku berbunyi,salah satu
rekan di kampusku meminta bertemu denganku jam empat tigapuluh nanti. Kulihat
jam tanganku,waktu menunjukkan pukul empat. “Wahh..waktunya nggak cukup nih
kalau pulang ke kosan dulu..”Pikirku. Segera ku cari masjid terdekat dengan
warung makan tersebut untuk menunaikan solat ashar. Aku mampir di sebuah mushola
kecil dan dengan fasilitas seadanya. Tidak terlihat seorang pun didalamnya. Aku
melangkahkan kakiku dan mempersiapkan diriku serapih mungkin untuk bertemu sang
Khalik.
Saat aku berdiri raka’at kedua,seseorang
menepuk pundaku tanda ia akan menjadi ma’mum. Selesai sholat,kulihat seorang
wanita sangat cantik dan anggun duduk di sebelahku. Wajahnya cantik dan
meneduhkan,ia memakai sebuah gamis berwarna ungu tua dengan jilbab yang
menutupi dada dan punggungnya. Ia tersenyum ramah kepadaku,dan akupun membalas
senyumnya.
Karena aku harus segera kembali ke kampus,aku tak sempat mengobrol dan
berkenalan jauh dengannya. Segera aku berpamitan pergi dari mushola kecil itu. Pertemuan
itu pun terasa tanpa makna.
Selang beberapa hari
kemudian,ketika aku sedang mengunjungi salah satu pameran buku islami yang di
gelar di kota ini aku kembali bertemu dengannya.“Hai..kamu yang di mushola kemarin itu kan ?” Sapanya ramah sembari tersenyum.
“Alhamdulillah baik..kamu gimana?”Ucapnya sambil memegang pundakku.
“Alhamdulillah baik juga mba.. beli buku ya mba?”Tanya ku padanya yang terlihat
membawa buku-buku di tangannya.
“Iya..ini buat bacaan anak saya..”Ucapnya tanpa ragu dengan lagi-lagi
menyunggingkan senyumnya.
“Kamu cari buku juga Bel?”Tanya wanita muda dan cantik itu. Tak terlihat bahwa
ia empat tahun lebih tua dariku.
“Iya mba..tapi buku yang ku cari engga ada..hehehe”Ucapku sambil tersenyum.
“Memang buku apa yang kamu cari?”
“Khadijah mba..udah lama aku pengin baca tapi belum nemu-nemu juga..”Ucapku
nyengir.
“Oh itu..kalau tidak salah mba punya..kalau kamu mau baca saja punya mba..”Ucapnya sambil agak berpikir dan kemudian ia tersenyum.
“Wah..bener mba?”Tanyaku antusias. Dan ia hanya mengangguk sambil tersenyum
bahagia.
“Biasanya kalau ashar mba sholat di mushola itu,tempat kerja mba di
dekat situ..habis dari kantor mau langsung pulang takut nggak keburu asharnya..”Ucapnya
lembut.
“Iya mba..hehehe..”Aku tersenyum. Obrolan kami terhenti ketika seorang gadis
mungil yang manis datang dan memanggil ibu kepadanya dengan seorang lelaki
tegap dan tampan menggandeng tangannya. “Halo sayang..”Ucap wanita cantik itu
sembari menggendong dan mencium putri kecilnya. “Ini ada tante..Zahwa beri
salam nak..”Ucapnya pada anak kecil itu. Aku hanya tersenyum. “Acalamualaikum
tante..”Ucapnya lucu sembari mencium tanganku.
“Wa’alaikum salam Zahwa..wahh cantik sekali yaa pakai kerudungnya..”Sapa ku
sambil memegang pipinya.
“Ini anakku Bel..Zahwa..nah kalau ini suamiku, “Ucap wanita itu kepadaku. Lelaki gagah dan berkaca mata itu tersenyum sambil mengangguk. Aku membalas senyumnya. Tak lama kemudian
mereka berpamitan untuk pergi. Melihat kehidupannya,aku merasa kagum..dan sangat
kagum. Mereka terlihat benar-benar sangat bahagia. MasyaAllah..sungguh indah pemandangan yang Kau tunjukkan kepadaku Mu Ya Rabb..
Beberapa kali dalam seminggu aku
sering bertemu dengannya baik di sengaja maupun tidak di mushola kecil itu.
Kami saling bernagi cerita atau hanya sekedar mengobrol sebentar. Aku sangat
mengaguminya. Ia adalah sosok luar biasa yang pernah ku temui. Ia cantik,muda,shalihah,lembut
dan berprestasi. Sungguh sangat beruntung seseorang yang menikahinya.
Pada suatu siang,aku duduk termenung
di mushola itu. Hari ini hari sabtu,biasanya wanita muda yang sering sholat
ashar denganku itu tak datang pada hari sabtu. Ia libur bekerja,sama halnya
dengan aku. Kuliahku libur hari ini,hanya saja aku ingin menenangkan pikiran
disini. Dadaku terasa begitu sesak,air mata ku tak terasa terus mengalir. Aku terhanyut
dalam suasana,dan semakin menangis. Seseorang tiba-tiba memegang pundakku dan
mengucapkan salam. Wanita cantik yang tak asing lagi bagiku itu kini berdiri di
hadapanku. Ia hanya tersenyuim dan kemudian menunaikan sholat dhuhur disana. Aku
hanya terdiam,mengusap air mataku dan membiarkannya.
“Mengadulah kepada Allah adikku..”Ucapnya perlahan seusai sholat. Aku hanya
tertunduk dan mengusap air mataku.
“Kadang..cobaan memang membuat kita sangat berduka,larut dalam keadaan dan
tangis..wajarlah jika kau menangis..tapi tujukanlah tangisanmu untuk memohon
pada Allah..”Ucapnya pelan. Lagi-lagi aku hanya mengusap air mataku dan
tersenyum kepadanya.
“Maukah Allah mengampuni kesalahan hambanya berapapun besarnya itu ?” Tanyaku
sembari menatapnya.
“Allah Maha Pengampun..Ia akan memaafkan kesalahan hamba-hambanya..”
“Berapapun besarnya itu?”
“Iya..berapapun..”Ucapnya yakin. “Asalkan hamba tersebut mau memohon ampunan
yang tulus kepada Nya..”Lanjutnya sembari tersenyum ramah menatapku. Semenjak sore itu aku semakin
mengaguminya. Aku ingin menjadi wanita lembut dan shalihah seperti ia. Sosok yang
bisa memberi keyakinan dan mampu menguatkan sesama. Ia adalah wanita sempurna
yang hebat.
“Sebenarnya ada sesuatu yang mau mba ceritakan kepadamu,tapi
sebelumnya mba ingin mengatakan bahwa mba sangat kagum kepadamu..jarang mba
temui gadis seusia mu yang sebaik kau..”Ucapnya di suatu sore sambil tersenyum.
“Ahh mba bisa aja..sebenarnya aku juga kagum sama mba,mba begitu
cantik..lembut,dan yang pasti sangat shalihah..”Ucapku. Dan wanita itu hanya tersenyum.
“Aku menjadi seperti ini bukan tanpa proses adikku..”
“Maksudnya?
“Banyak sekali jalan terjal yang telah ku lalui,perlakuan
menyakitkan,cemoohan,bahkan aku tak diakui di keluargaku sendiri..”Ucapnya
dengan tersenyum kecut. Aku terperanjat kaget dan menatapnya heran.
“Tak usah heran begitu..sebenarnya aku tidaklah lebih baik dari kau..”Ucapnya
sambil tersenyum.
“Aku nggak ngerti maksud mba..”Ucapku.
“Dulu aku ketika seusiamu tak berjilbab..”Ucapnya sembari menarik nafas dan
memulai cerita. Aku mendengarkannya dengan seksama.
“Aku seperti remaja-remaja lain sedang tumbuh dalam proses pencarian jati
diri..seperti kau dan yang lainnya,akupun mulai menyukai laki-laki..saat itu
aku tak berjilbab,kata orang-orang aku cantik..”Ucapnya sambil tersenyum. Dan akupun
ikut tersenyum.
“Aku menjadi seorang model saat itu..sampai-sampai aku mengabaikan kuliahku..singkatnya,aku
jatuh hati kepada seorang fotografer tampan tempatku bekerja..ia pun juga jatuh
hati kepadaku..”
Suamimu saat ini mba?”Tanyaku.
“Bukan..”Jawabnya sambil tersenyum. “Kami berpacaran layaknya muda-mudi pada
umumnya,ia terlihat sangat menyayangiku..ia selalu mengantarku kemanapun aku
pergi,jalan..nonton..kamipun tak jarang berangan-angan tentang sebuah
pernikahan. Umurnya empat tahun lebih tua dariku,dan pada suatu ketika ia
mengajakku ke sebuah club malam..”Ucapnya pilu. Aku yang tadinya tak melihat
kearahnya kini langsung menatap ke wajahnya. Dan lagi-lagi ia hanya tersenyum.
“Aku dan ia sama-sama tak sadarkan diri,entahlah apa yang terjadi malam itu..yang
jelas ketika aku membuka mata,ia sedang tertidur pulas di sampingku di kamar
kos nya..”Air mata mulai terlihat di pelupuk matanya. Aku hanya diam
menyembunyikan kekagetanku yang luar biasa.
“Saat sadarkan diri,kami sangat syok..ia begitu terlihat sangat frustasi..aku
hanya bisa menangis saat itu..aku sangat panik dan sedih,maklum..saat itu aku
barulah duduk di semester pertama..sedangkan ia sudah semester akhir namun
belum dinyatakan lulus..”
“Lantas,apa yang terjadi setelah itu mba?”Tanyaku pelan.
“Aku hamil..ia sangat panik..kami berdua sangat bingung..ia adalah anak tunggal
dan berasal dari keluarga yang terpandang..berbeda dengan aku,aku adalah
satu-satunya harapan dan tumpuan ayah dan ibuku..aku bisa kuliah di situ tak
lain karena beasiswa..”Ucapnya tertatih sembari mengusap air matanya yang tak
terbendung.
“Lalu..??”Tanyaku.
“Aku sangat bingung..sangat sangatlah bingung..bila aku mengatakannya kepada
orang tuaku,tentu aku akan sangat melukai hati mereka..dan aku lebih memilih mati
bila harus melihat mereka terlukai hatinya.. begitupun dengannya,ia tak ingin
keluarganya tahu..”Wanita itu kembali menangis.
“Aku hanya bisa berpasrah dan bertaubat..aku bertekad untuk membesarkan anakku
apapun yang terjadi,tapi tidak dengannya..ia menyuruhku membunuh janin di
kandunganku..tentu aku menolaknya,aku tak ingin menambah dosa-dosaku..”
“Ia tetap memaksamu menggugurkannya walaupun kau tak mau mba?”Tanyaku.
“Iya..ia tetap memaksaku,ia menyuruhku makan makanan yang berbahaya untuk
janinku..aku tak ada pilihan..akupun memakannya..tapi demi Allah..aku tak
pernah ingin melenyapkannya..”Ia kembali terisak. Aku hanya bisa mengelus
pundaknya.
“Hingga akhirnya pada suatu malam aku mengalami pendarahan,sakit sekali
rasanya..darah juga keluar dari rahimku,aku memberitahukan padanya..ia tampak
begitu cemas dan panik..untung saja hanya malam itu saja
pendarahannya..keesokan paginya aku sudah bisa bangun kembali..”
“Kau keguguran?”Tanyaku kaget. Dan ia menggelengkan tangan sambil tersenyum. “Lalu?”Tanyaku
bingung.
“Beberapa hari setelah itu ia menyuruhku mengetes kandunganku dengan test pack
yang ia belikan. Dan ternyata hasilnya masih positif..karena aku takut ia akan
menyuruhku menggugurkannya lagi,aku mengatakan bahwa sekarang hasilnya
negatif..”Ucapnya. Aku langsung terperanjat kaget dan menatap kearahnya. “Jadi
ia tak tahu kalau kau masih hamil mba?”tanyaku. Ia hanya mengangguk.
“Aku hanya tak ingin menambah dosaku..lebih baik aku menanggung sakit di dunia
daripada di akhirat nanti..”Ucapnya.
“Lalu bagaimana mungkin kau menghadapinya seorang diri?”Tanyaku yang sedari
tadi masih bingung.
“Aku mengatakan hal tersebut pada kedua orang tua ku dengan tetap merahasiakan
nama laki-laki itu..”
“Bagaimana reaksi mereka?”
“Mereka sangat marah dan sangat tersakiti..demi Allah dik..saat itu rasanya aku lebih
baik mati daripada aku harus melihat raut kekecewaan yang mendalam di wajah
mereka..”Wanita itu makin terisak. Sesuatu
serasa menyentuh hatiku,membuat dadaku sesak dan air mataku tak kuasa
terbendung. Aku seperti turut merasakan apa yang wanita ini rasakan saat itu.
“Setelah itu aku mengambil cuti kuliah,untungnya perguruan tinggi tempatku menuntut ilmu mengijinkan aku untuk cuti..aku pergi ke sebuah desa yang jauh agar
kedua orang tua ku tidaklah semakin tersakiti..mereka tidak harus ikut menanggung malu,mendengar hinaan dan cercaan yang menyakitkan..disana aku bekerja sebagai buruh
cuci awalnya,untuk penyambung hidupku..cercaan dan hinaan kerap kali di
lontarkan kepadaku,tetapi aku hanya bisa diam dan pasrah..hingga kemudian aku
menajadi pembantu rumah tangga di sebuah keluarga terkemuka di desa itu. Sebuah
keluarga yang sangat baik dan ramah..sungguh sebuah pertolongan luar biasa dari
Allah untukku..mereka menjamin kehidupanku..tugasku adalah menjaga dan melayani
seorang ibu yang lumpuh..aku merawat dan menyayangi ia seperti ibuku
sendiri..rasa rindu kerap kali muncul saat aku teringat pada orang tuaku,tetapi
aku selalu melenyapkannya..” Ia tersenyum seakan sedang mengenang sebuah
pengalaman yang sangat indah.
“Di keluarga itulah aku mulai belajar agama dan mulai menutup sedikit demi
sedikit auratku..mereka sangat baik kepadaku,hingga suatu saat ketika putra
ketiga mereka kembali ke rumah setelah melanjutkan studi di luar negeri
kehidupanku menjadi berubah..keluarga itu mengusirku karena putra ketiga mereka
tersebut jatuh hati kepadaku. Padahal saat itu usia kandunganku menginjak tujuh
bulan. Aku di paksa keluar dari rumah itu..”
“Lalu?kau meninggalkan rumah itu?”Tanyaku. Perempuan itu hanya mengangguk.
“Aku tinggal di sebuah losmen kecil dengan sedikit uang sisa gajiku
kemarin,kemudian aku bekerja sebagai tukang foto copy..anak ketiga dari
keluarga itu masih saja mengejarku,bahkan tak jarang ia mengantarkanku kerumah
sakit untuk memeriksa kandunganku..ia adalah lulusan arsitektur dari perguruan
tinggi di Australia..ia tampan,ramah,dan sangat baik..”Ucapnya sambil
tersenyum.
Hingga pada suatu hari laki-laki itu nekat melamarku,saat itu usia kandunganku
manginjak delapan bulan. Bahkan ia sampai rela meninggalkan rumahnya demi
menikahiku. Aku kembali kerumahku dan meminta restu ayah dan ibuku,suatu hal
yang sangat luar biasa..mereka memaafkanku..demi Allah..sungguh nikmat yang tak
terhingga bagiku. Setelah menikah kami tinggal di sebuah rumah kecil..dan
suamiku memulai karirnya yang baru sebagai seorang arsitek..ia adalah sosok
suami yang hebat,yang selalu melindungi dan menyayangiku..”
“MasyaAllah..sungguh luar biasa,Allah telah mengirimkan pertolongan Nya
untukmu..”Ucapku sambil mengusap air mataku.
“Iya..sungguh luar biasa kuasa Nya..tidak hanya itu,beberapa hari setelah
anakku lahir..keluarga suamiku berkunjung ke rumah kami..mereka meminta kami
kembali kerumahnya dan menganggap anakku sebagai cucu nya..aku menangis haru
saat itu..dan setelah itu aku sangat yakin bahwa pertolongan Allah sangat dekat
dengan hambanya yang sabar dan mau meminta..”Wanita itu menatapku dengan
senyumannya. Aku turut tersenyum dan menangis haru.
"Tapi Allah ternyata masih neguji kesabaranku,putraku meninggal saat usianya baru tiga bulan..rasanya aku seperti kehilangan separuh dari gairah hidupku..aku terpuruk saat itu..tapi untungnya aku memiliki suami dan keluarga yang selalu menyayangi dan mendampingiku.."Wanita itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
"Tapi Allah ternyata masih neguji kesabaranku,putraku meninggal saat usianya baru tiga bulan..rasanya aku seperti kehilangan separuh dari gairah hidupku..aku terpuruk saat itu..tapi untungnya aku memiliki suami dan keluarga yang selalu menyayangi dan mendampingiku.."Wanita itu mengusap air mata yang mengalir di pipinya.
“Lalu bagaimana dengan kabar mantan pacarmu dulu?”Tanyaku.
“Entahlah..bagiku ia adalah masa lalu,aku hanya menjadikannya sebagai pelajaran
hidup..tanpanya,aku tak akan mendapat hidayah Allah..”Lagi-lagi wanita itu
hanya tersenyum.
mendengar cerita hidupnya,aku jadi semakin kagum padanya. Ia tak hanya anggun
dan cantik,tetapi ia sangatlah kuat dan tegar. Aku hanya bisa mendoakannya agar
ia selalu di beri kemudahan hidup. J
Subhanallah......
BalasHapus